Translate

Sabtu, 19 Oktober 2013

Do'a Mohon Dipermudah Segala Urusan

 



Dengan usaha dan doa, insyaallah segala permasalahan kita akan dimudahkan oleh Allah SWT, dan jangan lupa, Tersenyumlah..





Jumat, 18 Oktober 2013

Ulama Suriah bolehkan warga makan anjing



 











Terkait konflik dan perang saudara berkepanjangan di Suriah menyebabkan kelaparan serta krisis lain, para ulama negara itu mengeluarkan fatwa setiap warga boleh mengonsumsi anjing.
Stasiun televisi BBC melaporkan, Selasa (15/10), selain anjing, kucing, dan keledai juga boleh dimakan. Ini lantaran tidak ada pilihan ketimbang kelaparan.
 Dalam sebuah rekaman tersebar di pelbagai jejaring sosial, para ulama juga menyerukan dunia agar membantu rakyat Suriah terutama di bagian selatan sebab konflik terus berlanjut. "Bagaimana dunia bisa tidur nyenyak dan kenyang sementara rakyat kami kelaparan bahkan yang ada di dekat Ibu Kota Damaskus mengalaminya," kata salah seorang ulama seperti disiarkan stasiun televisi Al Arabiya.
Ulama lain membandingkan sementara Arab Saudi dan jutaan jemaah haji khusyuk melaksanakan ibadah, ada orang meninggal kelaparan serta dikafankan.
Fatwa ini bukan pertama kali dikeluarkan oleh ulama. Saat perang sengit antara pasukan Presiden Basyar al-Assad dengan pemberontak di Kota Homs dan Aleppo, fatwa serupa juga muncul.
Badan bantuan internasional mengatakan sebenarnya sudah menyediakan pasokan bahan makanan dan bantuan lain demi daerah dilanda pertempuran, namun selentingan penggunaan senjata kimia lebih memprihatinkan dan sebab ini pula tidak ada gambaran kondisi Suriah yang pasti.



NASRUL ARTA : www.merdeka.com


Senin, 14 Oktober 2013

PLUTO BUKAN PLANET




SETELAH 76 tahun menyandang predikat planet, kini Pluto dianggap bukan planet, walau punya sebutan planet kerdil atau planet katai (dwarf planet). Perhimpunan Astronomi Internasional (International Astronomical Union, IAU) melalui mekanisme voting pada akhir sidang umumnya di Praha, Ceko, pada 24 Agustus 2006 membuat definisi baru tentang planet yang akhirnya mengeluarkan Pluto dari kelompok planet. Jadi, kini keluarga tata surya dikelompokkan menjadi tiga kelompok, terdiri dari delapan planet, tiga planet kerdil (mungkin terus bertambah menjadi puluhan), dan benda kecil tata surya (komet, asteroid, dan benda kecil lainnya yang jumlahnya sangat banyak). Terminologi planet minor untuk asteroid kini dihapuskan.

Mengapa status Pluto mesti digugat? Pendefinisian ulang tentang planet diperlukan agar tidak membingungkan masyarakat astronomi dan masyarakat umum. Sejak tahun 1990-an perkembangan astronomi sistem planet demikian pesat yang telah mengaburkan definisi awal tentang planet. Penemuan planet-planet di luar tata surya yang mempunyai beberapa kesamaan sifat dengan objek katai cokelat (bakal bintang yang gagal bersinar) menambah rumitnya mendefinisikan planet.

Perdebatan tentang status Pluto dipicu oleh penemuan objek yang diklasifikasikan sebagai "objek lintas Neptunus" (Trans-Neptunian Objects, TNO), yaitu objek tata surya yang mengorbit melintasi atau di luar orbit planet Neptunus. Sampai akhir 1990-an telah ditemukan hampir 100 TNO, kini jumlahnya terus bertambah.

Penemuan TNO diawali oleh D. Jewitt dan J. Luu. Pada 1992 mereka menemukan objek yang dinamakan QB1. Objek itu diklasifikasikan bukan planet, bukan asteroid, juga bukan komet. Objek itu mempunyai kemiripan dengan sifat-sifat dinamika Pluto. Kurang cocok dianggap sebagai planet, seperti delapan planet lainnya. Tetapi, terlalu besar bila digolongkan sebagai TNO. Namun, Divisi III IAU yang membidangi sains sistem planet cenderung menggolongkannya sebagai TNO, berdasarkan kedekatan ciri-ciri dinamikanya. Sejak 2002 ditemukan objek-objek yang cukup besar sehingga diusulkan sebagai planet baru, yaitu Quaoar, Sedna, and Xena (nama informal bagi objek 2003 UB313). Diskusi panjang sejak 1990-an tentang status Pluto dan objek-objek baru serupa planet lainnya akhirnya diputuskan dalam voting IAU dalam 2006 lalu, pluto bukan planet.

Pluto memang  aneh.

Wajar Pluto digugat. Aneh kalau Pluto dipertahankan sebagai planet. Pluto berbeda dengan kedelapan planet lainnya. Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus mempunyai ciri-ciri yang mirip dan sifat-sifatnya bisa dijelaskan dari proses pembentukan tata surya. Empat planet pertama disebut planet keluarga bumi karena komposisinya mirip bumi, terutama terdiri dari batuan silikat dan logam. Empat planet berikutnya disebut planet keluarga Jupiter yang merupakan planet raksasa dengan komposisi utamanya adalah unsur-unsur ringan (hidrogen, helium, argon, karbon, oksigen, dan nitrogen) berbentuk gas atau cair.

Planet-planet keluarga bumi hanya terbentuk dari materi padat yang terkondensasi, terutama dari senyawa besi dan silikat. Sedangkan Jupiter dan planet-planet raksasa lainnya terbentuk dari planetesimal (bakal planet) besar, antara lain akibat turut terkondensasinya es air, sehingga mampu menangkap gas, terutama hidrogen dan helium.
Pluto terdiri dari batuan dan es. Diperkirakan komposisinya terdiri dari 70 persen batuan dan 30 persen es air. Atmosfernya sangat tipis terdiri dari nitrogen, karbon monoksida, dan metan yang hampir selalu berupa gas beku. Kondisi ini aneh bila dibandingkan dengan proses pembentukan planet keluarga Jupiter. Semestinya semakin jauh dari matahari, bila proses pembentukannya sama, akan terbentuk planet gas juga yang tergolong besar ukurannya.
Keanehan lainnya, Pluto berukuran sangat kecil dibandingkan planet-planet lainnya. Diameternya hanya setengah diameter Merkurius atau dua pertiga diameter bulan. Bidang orbitnya juga sangat menyimpang (inklinasinya 17 derajat) dari bidang orbit rata-rata planet (inklinasi rata-rata 2 derajat). Lintasan orbitnya pun yang paling lonjong.
Pluto ditemukan dari keberuntungan yang bersumber dari kesalahan perhitungan Percival Lowell tentang gangguan orbit planet Uranus dan Neptunus pada awal 1900-an. Menurut dia, mestinya ada planet pengganggu di luar orbit Neptunus. Tidak menyadari adanya kesalahan perhitungan Lowell, Clyde Tombaugh dengan gigih mencari planet pengganggu di sekitar posisi yang disebutkan oleh Lowell.

Memang, hasil pengamatan akurat pesawat Voyager tahun 1980-an tentang massa Neptunus akhirnya menunjukkan bahwa tidak ada yang aneh dengan orbit planet Neptunus. Pluto atau Planet-X tak perlu ada untuk menjelaskan gangguan orbitnya. Tetapi Pluto terlanjur ditemukan dan telah diakui sebagai planet selama 76 tahun
.

Definisi planet

Dengan pengamatan mata, benda terang di langit terbagi menjadi dua: bintang tetap yang umumnya diasosiasikan dengan rasi-rasi bintang dan "bintang" yang berpindah. Bintang yang berpindah bisa berupa bintang berekor (komet), bintang jatuh (meteor), atau bintang berjalan di sekitar rasi-rasi bintang. Dahulu orang menyebut bintang yang berjalan itu sebagai "pengembara" yang dalam bahasa Yunani disebut planet. Sekarang diketahui bahwa "bintang" pengembara itu sebenarnya adalah benda tata surya yang mengelilingi matahari, sehingga bergerak relatif terhadap bintang-bintang yang diam.
Dari fisik hasil pengamatan, kemudian planet didefinisikan sebagai benda langit yang mendapatkan cahayanya dari Matahari. Definisi ini untuk membedakannya dari bintang yang cahayanya bersumber dari reaksi nuklir di intinya. Definisi sederhana ini yang kini banyak digunakan di buku-buku pelajaran. Tidak salah, hanya tidak tepat, karena masih banyak objek langit lainnya yang bersifat seperti itu.

Dengan definisi seperti itu, semua objek tata surya bisa dianggap sebagai planet. Komet, sebagai "bintang berekor" juga memenuhi definisi tersebut, karena sumber cahayanya hanya berasal dari cahaya matahari. Asteroid yang mengorbit di antara Mars dan Jupiter juga memenuhi definisi ini. Dengan bentuk yang beraneka ragam, semua asteroid hanya memantulkan cahaya matahari. Ceres sebagai salah satu asteroid terbesar yang ditemukan 1801 memang sempat menikmati status planet selama tujuh tahun, tetapi kemudian dianggap bukan planet.
Kisah pencoretan Ceres sebagai planet setelah tujuh puluh tahun pun mirip dengan kisah pencoretan Pluto sebagai planet setelah 76 tahun. Dulu Ceres dianggap sebagai planet yang "hilang" menurut hukum Bode yang terletak di antara Mars dan Jupiter. Tetapi kemudian dipertanyakan karena ternyata Ceres bukanlah planet yang besar. Apalagi setelah ditemukan banyak objek sejenis, yang kemudian dikenal sebagai asteroid. Maka Ceres kemudian dinyatakan bukan planet, tetapi asteroid.

Sejarah memang berulang. Dulu Ceres dicoret sebagai planet, lalu dikelompokkan dalam planet minor (minor planet), mirip dengan Pluto yang dicoret sebagai planet lalu masuk kelompok planet kerdil (dwarf planet). Selama seratus tahun lebih hanya dikenal dua kelompok: planet (yang berukuran besar) dan planet minor (asteroid, yang berukuran kecil). Ketika ditanyakan batasan besarnya antara planet dan planet minor, tidak ada kejelasan. Batasan besarnya untuk membedakan klasifikasi planet dan asteroid tidak didasarkan pada pertimbangan fisika, tetapi berdasarkan pertimbangan praktis untuk tetap menganggap Ceres sebagai asteroid dan Pluto sebagai planet. Selama puluhan tahun digunakan diameter sekira 1.000 - 2.000 km sebagai batasannya.

Dengan ditemukannya objek-objek baru yang diusulkan sebagai planet, masyarakat astronomi dituntut untuk memberi batasan atau definisi hakikat planet. Selama tujuh tahun sejak 1999 diskusi resmi di IAU tentang definisi planet belum mencapai kata sepakat, termasuk pada saat terakhir sudang umum IAU baru lalu. Ada usulan untuk menunda lagi pendifinisiannya. Ada banyak usulan. Definisi. Ada definisi berdasarkan batasan massanya, ada yang berdasarkan batasan gravitasinya yang dapat mempertahankan struktur bulatnya, atau berdasarkan dinamika massa total dominan di sekitar orbitnya.
Kini IAU telah membuat definisi baru tentang planet. Planet adalah benda langit yang (1) mengorbit matahari, (2) mempunyai massa yang cukup bagi gaya gravitasinya untuk mengatasi gaya-gaya luar lainnya, sehingga dengan keseimbangan hidrostatiknya mempunyai bentuk hampir bulat, dan (3) telah menyingkirkan objek-objek lain di sekitar orbitnya. Rumusannya dapat juga disederhanakan menjadi, planet adalah benda langit yang mengitari matahari, bentuknya bulat, dan merupakan satu-satunya objek dominan di orbitnya.
Dengan definisi itu Pluto tersingkir, karena di sekitar orbitnya banyak juga objek sejenis berupa TNO. Ceres pun yang sempat diusulkan lagi jadi planet bersama Charon dan Xena jadi tersingkir karena di sekitar orbitnya banyak terdapat asteroid. Jupiter walau pun di orbitnya ada asteroid Troyan, tetapi massa Jupiter masih dominan. Demikian juga bumi yang di orbitnya masih ada objek dekat bumi (Near Earth Objects, NEO), massanya masih dominan. Tidak seperti Ceres dan Pluto yang massanya kecil.

Planet kerdil walau pun mengandung nama "planet" bukanlah planet, sama halnya dengan penamaan asteoroid sebagai planet minor. Planet kerdil didefinisikan sebagai benda langit yang (1) mengorbit matahari, (2) mempunyai massa yang cukup bagi gaya gravitasinya untuk mengatasi gaya-gaya luar lainnya sehingga dengan kesetimbangan hidrostatiknya mempunyai bentuk hampir bulat, (3) belum menyingkirkan objek-objek lain di sekitar orbitnya, dan (4) bukan satelit.

Dengan definisi itu baru Pluto, Ceres, dan Xena yang masuk dalam kelompok planet kerdil. Charon yang sebelumnya diusulkan sebagai planet ganda berpasangan dengan Pluto, tidak dimasukkan sebagai planet kerdil karena berstatus sebagai satelit Pluto. Di luar planet dan planet kerdil, objek tata surya lainnya seperti komet, asteroid, TNO, NEO, dan lainnya dikelompokan sebagai "benda kecil tata surya" (Small Solar System Bodies).
Protes sejumlah orang yang menolak penetapan Pluto sebagai bukan planet.

Pastinya buku pelajaran sekolah yang membahas tentang tata surya mesti diubah.



NASRUL ARTA

Kamis, 10 Oktober 2013

Kopi Gayo dan Sejarahnya



Saat ini di Aceh terdapat dua jenis kopi yang di budidayakan adalah kopi Arabica dan kopi Robusta. Dua jenis kopi gayo aceh yang sangat terkenal yaitu kopi Gayo (Arabica) dan kopi Ulee Kareeng (Robusta). Untuk kopi jenis Arabica umumnya dibudidayakan di wilayah dataran tinggi “Tanah Gayo”, Aceh Tenggara, dan Gayo Lues, sedangkan di Kabupaten Pidie (terutama wilayah Tangse dan Geumpang) dan Aceh Barat lebih dominan dikembangkan oleh masyarakat disini berupa kopi jenis Robusta. Kopi Arabica agak besar dan berwarna hijau gelap, daunnya berbentuk oval, tinggi pohon mencapai tujuh meter. Namun di perkebunan kopi, tinggi pohon ini dijaga agar berkisar 2-3 meter. Tujuannya agar mudah saat di panen. Pohon Kopi Arabica mulai memproduksi buah pertamanya dalam tiga tahun. Lazimnya dahan tumbuh dari batang dengan panjang sekitar 15 cm. Dedaunan yang diatas lebih muda warnanya karena sinar matahari sedangkan dibawahnya lebih gelap. Tiap batang menampung 10-15 rangkaian bunga kecil yang akan menjadi buah kopi. 
Dari proses inilah kemudian muncul buah kopi disebut cherry, berbentuk oval, dua buah berdampingan. Kopi Gayo merupakan salah satu komoditi unggulan yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo. Perkebunan Kopi yang telah dikembangkan sejak tahun 1908 ini tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Kedua daerah yang berada di ketinggian 1200 m dari permukaan laut tersebut memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia yaitu dengan luas sekitar 81.000 ha. Masing-masing 42.000 ha berada di Kabupaten Bener Meriah dan selebihnya 39.000 ha di Kabupaten Aceh Tengah. Gayo adalah nama Suku Asli yang mendiami daerah ini. Mayoritas masyarakat Gayo berprofesi sebagai Petani Kopi.
Varietas Arabica mendominasi jenis kopi yang dikembangkan oleh para petani Kopi Gayo. Produksi Kopi Arabica yang dihasilkan dari Tanah Gayo merupakan yang terbesar di Asia. Kopi Gayo merupakan salah satu kopi khas Nusantara asal Aceh yang cukup banyak digemari oleh berbagai kalangan di dunia. Kopi Gayo memiliki aroma dan rasa yang sangat khas. Kebanyakan kopi yang ada, rasa pahitnya masih tertinggal di lidah kita, namun tidak demikian pada kopi Gayo. Rasa pahit hampir tidak terasa pada kopi ini. Cita rasa kopi Gayo yang asli terdapat pada aroma kopi yang harum dan rasa gurih hampir tidak pahit. Bahkan ada juga yang berpendapat bahwa rasa kopi Gayo melebihi cita rasa kopi Blue Mountain yang berasal dari Jamaika. Kopi Gayo Aceh Gayo dihasilkan dari perkebunan rakyat di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah. 
 Di daerah tersebut kopi ditanam dengan cara organik tanpa bahan kimia sehingga kopi ini juga dikenal sebagai kopi hijau (ramah lingkungan). Kopi Gayo disebut-sebut sebagai kopi organik terbaik di dunia.










Sejarah Kopi 

Kopi memiliki istilah yang berbeda-beda. Pada masyarakat Indonesia lebih akrab dengan sebutan kopi, di Inggris dikenal coffee, Prancis menyebutnya cafe, Jerman menjulukinya kaffee, dalam bahasa Arab dinamakan quahwa.
Sejarah kopi diawali dari cerita seorang penggembala kambing Abessynia yang menemukan tumbuhan kopi sewaktu ia menggembala, hingga menjadi minuman bergengsi para aristokrat di Eropa. Bahkan oleh Bethoven menghitung sebanyak 60 biji kopi untuk setiap cangkir kopi yang mau dinikmatinya. Sejak penemuan tumbuhan kopi tersebut kemudian seorang sufi Ali Bin Omar dari Yaman menjadikan rebusan kopi sebagai obat penyakit kulit dan obat-obatan lainnya.
Sehingga pada waktu itu kopi mendapat tempat terhormat di kalangan masyarakat negeri itu. Dari khasiat kopi tersebut akhirnya membawa kemakmuran bagi pemilik-pemilik kebun kopi, pengusaha kedai kopi, pedagang kopi, eksportir kopi, dan pemerintah di berbagai belahan dunia tanaman minuman beraroma khas itu ditanam. Banyaknya khasiat yang didapat dari kopi, sehingga penyebarannya cukup pesat terutama di benua Eropa. Di Salerno, Italia, kopi telah dikenal pada abad kesepuluh. Setelah itu berlanjut dengan pembukaan kedai kopi bernama Botega Delcafe pada tahun 1645 yang kemudian menjadi pusat pertemuan cerdik pandai di negara pizza tersebut.


Di Kota London, coffee house pertama dibuka di George Yard di Lombat Sreet dan di Paris, kedai kopi dibuka pada tahun 1671 di Saint Germain Fair. Sedangkan di Amerika, kopi dijadikan sebagai minuman nasional di Amerika Serikat dan menjadi menu utama di meja-meja makan pagi. Meskipun perkembangan kopi begitu pesat pada abad-abad itu tetapi orang-orang Arab telah lebih dulu memonopolinya sebagai tanaman, dan mereka hanya mengekspor kopi yang sudah digoreng atau digonseng. Sedangkan penyebaran tumbuhan kopi ke Indonesia dibawa seorang berkebangsaan Belanda pada abad ke-17 sekitar tahun 1646 yang mendapatkan biji arabika mocca dari Arabia ke Jakarta. Kopi arabika pertama-tama ditanam dan dikembangkan di sebuah tempat di timur Jatinegara, yang menggunakan tanah partikelir Kesawung yang kini lebih dikenal Pondok Kopi.

Kemudian kopi arabika menyebar ke berbagai daerah di Jawa Barat, seperti Bogor, Sukabumi, Banten, dan Priangan, melalui sistem tanam paksa. Setelah menyebar ke Pulau Jawa, tanaman kopi kemudian menyebar ke daerah lain, seperti Pulau Sumatera, Sulawesi, Bali, dan Timor. "Bahkan kopi arabika yang semula ditanam di Brasil (negara produsen kopi terbesar di dunia) konon bibitnnya berasal dari Pulau Jawa," ungkap Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Timur Mudrig Yahmadi.

Dalam sejarahnya, Indonesia bahkan pernah menjadi produsen kopi arabika terbesar di dunia, walaupun tidak lama akibat munculnya serangan hama karat daun. Serangan hama yang disebabkan cendawan hemileia vastatrix tersebut menyerang tanaman kopi di Indonesia sekitar abad ke-19. Meskipun demikian, sisa tanaman kopi arabika masih dijumpai di kantong penghasil kopi di Indonesia, antara lain dataran tinggi Ijen (Jatim), tanah tinggi Toraja (Sulsel), serta lereng bagian atas pegunungan Bukit Barisan (Sumatera), seperti Mandailing, Lintong dan Sidikalang (Sumut) serta dataran tinggi Gayo (DI Aceh).

Perjalanan kopi bukan begitu saja menjadi salah satu minuman dunia yang disenangi. Di Italia, pendeta-pendeta melarang umatnya minum kopi dan menyatakan bahwa minuman kopi itu dimasukkan sultan-sultan muslim untuk menggantikan anggur. Bukan hanya melarang tetapi juga menghukum orang-orang yang minum kopi.

Bahkan, tahun 1656, Wazir dan Kofri, Kerajaan Usmaniyah, mengeluarkan larangan untuk membuka kedai-kedai kopi. Bukan hanya melarang kopi, tetapi menghukum orang-orang yang minum kopi dengan hukuman cambuk pada pelanggaran pertama. Tetapi bertahun-tahun kemudian, pelarangan minum kopi di Timur Tengah lambat-laun terkikis, sehingga jika seorang suami melarang istrinya minum kopi, si istri tersebut bisa memakai alasan ini untuk minta cerai. Di Swedia, konon Raja Gustaff ke II pernah menjatuhkan hukuman terhadap dua orang saudara kembar. Yang satu hanya dizinkan meminum kopi dan yang satu lagi diizinkan hanya teh. Siapa yang terlebih dahulu mati, maka dialah yang bersalah dalam satu tindak pidana yang dituduhkan terhadap mereka. Ternyata yang mati duluan adalah peminum teh pada usia 83 tahun.

Sejak itu orang-orang Swedia berbalik menjadi peminum kopi paling fanatik yang ada di dunia, sehingga sampai sekarang negara-negara Skandinavia kini peminum kopi tertinggi per kapita di dunia. Setiap orang bisa menghabiskan 12 kg lebih per tahun dibanding dengan di Indonesia yang hanya 0,6 kg per tahun. Begitu bergengsinya minuman kopi ini, hingga Raja Frederick Agung dari Rusia pada tahun 1777 hanya memperbolehkan kalangan atas atau kelas bangsawan saja untuk menunjukkan kearistokratan kopi.
 


 Sejarah Kopi Gayo

A. sejarah kopi gayo di jaman belanda.
Takengon yang merupakan salah satu penghasil kopi terbaik dunia dan pengekspor kopi terbesar Indonesia ke luar negeri ternyata memiliki sejarah tersendiri. Tanah Gayo merupakan tempat yang cukup baik untuk perkebunan kopi dengan ketinggian 1.000 sampai 1300 meter dpl. menurut insyinyur Belanda bahwa kopi terbaik berada pada ketinggian 1200 meter Dpl. Empat tempat perkebunan Belanda di Tanah Gayo antara lain Kabupaten Takengon, dan Kabupaten Bener Meriah.

B. Awal dibukanya Perkebunan Oleh Belanda
Seperti yang diungkapkan oleh Pak Tomo dan Pak Jafar selaku mantan pekerja perkebunan, Belanda mendatangkan buruh perkebunan dari pulau Jawa pada tahun 1931 untuk dipekerjakan diperkebunan, untuk satu wilayah perkebunan para pekerja terdiri atas ratusan pekerja dan memiliki fungsi masing-masing, ada yang ditempatkan sebagai Mandor atau pengawas perkebunan ataupun sebagai pengawas pekerja.
Seperti halnya kebudayaan Suku Jawa, setiap awal gajian Belanda mengadakan acara hiburan seperti Ketoprak, wayang dll sebagai hiburan rakyat. Disamping para pendatang sebelumnya diwilayah perkebunan tersebut sudah ada suku pribumi yaitu (suku Gayo). Saat Belanda memperkenalkan Tanaman Kopi ke Gayo baru lah saat itu masyarakat Gayo mengenal adanya Kopi Gayo namun sulit dipasarkan karena perdagangan masih dikuasai Belanda.
C. Belanda memperkenalkan tanaman kopi ke Gayo
Masyarakat Dataran Tinggi Gayo pada saat itu sebelum kedatangan Belanda waktu itu masyarakat gayo hanya bercocok tanam bersawah dan bercocok tanam lainnya. Belanda memulai Investasinya memperkenalkan Tanaman Kopi, Teh, alpukat, Pinus dan Terong agur. Saat itu alpukat merupakan makanan mewah khusus orang Belanda, namun alpukat ternyata disukai anjing sehingga biji alpukat tumbuh dimana-mana sehingga tidak bisa dikontrol oleh Belanda lagi. Terong Agur yang sebagian orang menyebutnya merupakan makanan khas Gayo (Cecah Gayo). Belanda melakukan iventasinya bukan hanya tanaman kopi aja tapi ada juga tanaman Pinus yang ditanam oleh Belanda dan dilakukan pembibitannya di Lampahan, kabupaten Bener Meriah yang kemudian ditanam diseputaran Danau Laut Tawar dan sebagian Besar di Wilayah kecamatan Linge, Linge merupakan dataran tinggi diatas 1400 meter dpl, sehingga tidak cocok untuk kopi namun Pinus di Linge ternyata menghasilkan Getah Pinus terbaik di dunia.









Pengembangan Kopi di Daerah Aceh 


























Rincian ( dalam Hektar) :

Kab. Gayo Lues             : 4     
         Aceh Barat            : 532
         Aceh Barat Daya  : 562
         Aceh Besar           : 1.318
         Aceh Jaya             : 1.355
         Aceh Selatan        : 1.529
         Aceh Singkil        : 166
         Aceh Tamiang      : 226
         Aceh Tengah        : 46.493
         Aceh Tenggara     : 279
         Aceh Timur          : 516
         Aceh Utara           : 975
         Bener Meriah       : 9.640
         Bireun                  : 314
         Nagan Raya         : 150
         Pidie                    : 9.490
         Pidie Jaya            : 75
         Simeulue             : 154
         Subulussalam      : 41


Nasrul Arta
: