Berbagai upaya dilakukan olehnya
untuk mendawahi mereka agar menyembah Allah swt termasuk terhadap ayahnya
sendiri dengan menjelaskan kepada mereka bahwa apa yang mereka sembah tidaklah
bisa memberikan manfaat ataupun mudharat sedikit pun.
Ketika Ibrahim merasa bahwa
da’wahnya kurang disambut maka mereka berpindah ke negeri Syam (Palestina) dan
menetap di daerah Nablus. Dan pada saat Palestina diterpa musibah kelaparan dan
biaya hidup begitu tinggi maka mereka berpindah ke negeri Mesir. Dari Mesir
mereka kembali lagi ke Palestina.
Pada saat di Mesir, Ibrahim
mendapatkan hadiah dari Fir’aun Mesir seorang budak wanita yang bernama Hajar.
Dan dari Hajar beliau as mendapatkan Ismail yang kemudian dibawa oleh Ibrahim
ke Mekah.
Sementara dari Sarah, Ibrahim
mendapatkan Ishaq pada usianya yang menginjak 100 tahun setelah 14 tahun
kelahiran Ismail. Kemudian Ishaq menikah dengan Rifqo binti Batwail di usia 40
tahun dan Ibrahim pada saat itu masih hidup. Dari Batwail ini, beliau
mendapatkan anak kembar yang bernama ‘Aishu dan Ya’qub.
Allah memberikan kepada Ya’qub 12
orang anak, yaitu : Ruwaibil, Syam’un, Luwa, Yahudza, Isakhar, Zailun, Yusuf,
Benyamin, Dan, Naftli, Had dan Asyir. Sementara yang paling dicintai oleh Ya’qub
adalah Yusuf. Hal ini membuat cemburu saudara-saudaranya yang akhirnya mereka
bersepakat untuk membuangnya ke sumur yang ditemukan oleh sekelompok musafir
dan dijadikan barang dagangan. Yusuf kemudian dibeli oleh seorang penguasa
Mesir dan istrinya dengan harga 20 dirham. Di negeri Mesir, Yusuf mendapatkan
kesuksesan dengan menjadi bendaharawan negara dan ia pun mengajak ayah dan
saudara-saudaranya untuk berpindah ke Mesir.
Ketika Mesir berada dalam puncak
kezhaliman yang dilakukan oleh Fir’aun terhadap orang-orang Bani Israil dengan
menyembelih anak-anak lakinya dan membiarkan hidup anak-anak perempuan kemudian
Allah swt mengutus Musa as dan Harun untuk menda’wahi Fir’aun.
Upaya Musa dan Harun ini pun
mendapat perlawanan yang luar biasa dan keras dari Fir’aun dan para tukang
sihirnya sehingga Musa dan orang-orang yang beriman kepadanya melarikan diri.
Pelarian diri mereka pun dikejar oleh Fir’aun dan tentaranya hingga sampai ke
tepi lautan. Allah memerintahkan Musa untuk memukulkan tongkatnya ke lautan
sehingga terdapat jalan untuk bisa dilintasi oleh Musa dan orang-orang yang
beriman sehingga selamat sampai di tepian, dan ketika Fir’aun serta tentaranya
yang ada di belakang mereka memasuki jalan tersebut maka Musa memukulkan
kembali tongkatnya ke lautan sehingga lautan itu menjadi seperti sedia kala dan
menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya.
Kemudian Allah swt memerintahkan
Musa dan orang-orang yang bersamanya untuk keluar dari Mesir dan menuju Baitul
Maqdis (Palestina). Di negeri ini, Musa mendapatkan suatu kaum yang kuat dan
gagah dari keturunan al Haitsaniyin, al Fazariyin dan al Kan’aniyin dan yang
lainnya. Musa pun memerintahkan para pengikutnya untuk memasukinya serta
memerangi mereka namun mereka semua enggan dan tidak mau menuruti perintah nabinya
sehingga Allah menyesatkan mereka semua selama 40 tahun.
Pada masa 40 tahu didalam kesesatan
ini Musa dan Harun meninggal dunia sehingga kepeminpinan Bani Israil dipegang
oleh Yusa’ bin Nuun yang kemudian berhasil menundukkan Baitul Maqdis.
Setelah orang-orang Bani Israil
menetap di Palestina, mereka mengalami tiga masa secara berturut-turut :
1. Masa Kehakiman; dimana kebanyakan keturunan mereka mengembalikan segala
putusan dari perkara yang diperselisihkan diantara mereka kepada satu orang
hakim. Masa ini berlangsung hingga sekitar 400 tahun.
ahudza dari keturunan Daud dan
Sulaiman. Ibu kota negara ini di Baitul Maqdis.
2. Masa Perpecahan; yaitu pada masa setelah Sulaiman as terjadi
perselisihan antara Rahbi’an bin Sulaiman dengan Yarbi’an bin Nabat. Kemudian
Rahbi’an dan keturunan Yahudza serta Benyamin mendirikan negara yang bernama
Negara Yahudza yang dinisbahkan kepada Yahudza serta Benyamin
mendirikan negara yang bernama Negara Yahudza yang dinisbahkan kepada Yahudza
dari keturunan Daud dan Sulaiman. Ibu kota negara ini di Baitul Maqdis.
3. Masa Menjadi Raja; sebagaimana firman Allah swt didalam surat al Baqoroh
ayat 246 – 252. Allah menjadikan Thalut sebagai raja, kemudian Daud dan
Sulaiman as.
Sedangkan Yarbi’an bin Nabath dengan
10 keturunan yang tersisa mendirikan negara Israil di sebelah Palestina bagian
utara dengan ibu kotanya adalah Nablus. Merekalah orang-orang yang kemudian
dinamakan dengan Syamir yang dinisbahkan kepada gunug di sana yang bernama
Syamir.
Pada tahun 722 SM, negara Israil
jatuh ke tangan orang-orang Asyuri dibawah pimpinan raja mereka yang bernama
Sarjun sedangkan negara Yahuza jatuh ke tangan orang-oang Fira’unah pada tahun
603 SM.
Pada kira-kira tahun 586 SM
Bukhtanshar (Nebukat Nashar), raja Babilonia berhasil menduduki Palestina dan
mengusir orang-orang Fira’unah serta menghancurkan negara Yahudza dan memenjarakan
orang-orang Yahudi serta membawanya ke Babilonia, yang kemudian dikenal dengan
‘Tawanan Babilonia’.
Pada tahun 538 SM, raja Parsia yang
bernama Kursy berhasil menaklukan Babilonia sehingga melepaskan para tawanan
Yahudi dan sebagian dari mereka kembali lagi ke Palestina.
Pada tahun 135 SM, orang-orang
Romawi pada masa kepemimpinan Adryan berhasil memadamkan revolusi yang
dilakukan oleh orang-orang Yahudi sehingga menghancurkan negeri. Orang-orang
Romawi berhasil mengusir mereka (Yahudi) dari sana dan menjadikan mereka
terpecah-pecah di berbagai tempat di bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar