Taman Gantung Babilonia

Taman ini dibangun oleh raja Nebukadnezar 2 yang memerintah dari tahun 605-562 SM, yang diperuntukkan bagi Amyts, sang permaisuri tercinta yang berasal dari kerajaan Media (Iran Sekarang).
Permaisuri Amyts besar diantara hijaunya pengunungan, sejuknya semilir angin. kondisi ini berbanding terbalik dengan keadaan alam kerajaan Babylonia. babylonia merupakan daerah datar, kering dan panas seperti pada umumnya daerah arab. hal ini yang membuat Amyts selalu merindukan hijaunya hutan Media, ia rindu kembali ke kampung halamanya.
Untuk mengobati kerinduan sang isteri maka raja Nebukadnezar 2 memerintahkan untuk membangun sebuah taman rindang di dataran tinggi. taman itu di bangun di timur sungai Eufrat, sekitar 50 KM selatan Baghdad, irak. namun sebuah penelitian yang dilakukan menemukan bahwa letak taman tersebut berada 340 KM di sebelah utara kota Babylonia kuno (Mosul, irak).

Menurut sejarahwan mengatakan bahwa taman ini memiliki lebar 400 kaki, panjangnya 400 kaki dan tingginya 80 kaki. taman ini terdiri atas alas yang terbuat dari batu bata yang ditutup aspal dan keramik yang berfungsi untuk menghindari rembesan air ke tanah yang kemungkinan besar mengkorosi fondasi taman.
Taman ini dibuat bertingkat, lebih tinggi dari bangunan manapun di kota tersebut, hal ini lah yang menimbulkan illusi taman yang "tergantung di udara", kesan ini semakin jelas bila taman dilihat dari balik -balik rumah penduduk semua tanaman akan terlihat seakan tergantung di atas atap rumah, inilah sebabnya disebut taman gantung.

Rahasia Air Yang Memanjat

Salah satu yang menakjubkan dari taman babylonia adalah sistem pengairanya. para pembuat taman ini berhasil membuat suatu sistem yang memungkinkan air sungai eufrat untuk "memanjat" taman yang tingginya mencapai 100 meter ini. mereka menggunkan semacam pompa kincir raksasa, dua buah kincir dimana terdapat satui atas dan yang lain di bawah dihubungkan dengan sebuah rantai, rantai inilah yang memutar, mengambil dan menuangkan air ke taman.

Tumbuhanya ditanam di atas permukaan tanah dan akarnya melekat di teras bagian atas, bukan di dalam bumi, seluruh massanya didukung oleh colom bebatuan, air dipompakan ke atas dan dibiarkan mengalir menuruni lereng mengairi tumbuhan yang ada di taman.
Rober Koldewey adalah arkeolog jerman yang berhasil menemukan reruntuhan kota babylonia, ia mulai menggali situs tersebut pada tahun 189, setelah penggalian selam 14 tahun ahirnya ditemukan dinding istana, pondasi dan menara Babel. penemuan lain yang mendukung adanya taman bergantung ialah adanya kolom bangunan dengan dinding yang tebal dan irigasi yang dekat dengan istana selatan.

Menurut manuskrip hanya terdapat 2 bangunan di kota tersebut yang terbuat dari batu, yakni dinding utara istana dan taman bergantung. koldwey berhasil menemukan 14 ruangan dari batu, diperkirakan diantaranya adalah termasuk bagian dari taman bergantung.
Koldwey juga menemukan lobang aneh di lantai, kemungkinan besar ditempat itulah pompa kincir air taman bergantung, namun penemuan koldwey in terletak jauh dari sungai eufrat sehingga para arkeolog lain meragunak taman bergantung berada di tempat yang ditemunakn koldwey. seba menurut sejarahnya taman tersebut berada di dekat sungai.

Pada tahun 538 SM, pemimpin terahir babylonia menyerah kepada cyrus agung dari persia dan ini adalah pertanda berahirnya dinasti chaldea.




Nasrul Arta